#Sispreneur #beraninaikkelas nekat bikin brand sendiri disaat bisnis sudah diambang kebangkrutan !
Berbisnis bareng pasangan, awalnya aku pikir itu mudah. Ternyata, tidak !
Sulit sekali menyatukan dua pola pikir pemimpin untuk bisa berjalan dengan baik. Ya, awalnya aku dan suami sudah merintis bisnis bersama sejak sebelum menikah. Bisnis itu masih tetap jalan hingga saat ini, dan menjadi tulang punggung keluarga.
Lalu, kenapa aku memutuskan untuk menekuni bisnis baru??
Kenapa tidak fokus membesarkan bisnis utama bersama suami saja??
Jawabannya adalah karena aku masih merasa haus akan ilmu dan tantangan. Dalam diriku masih banyak sekali hal-hal baru yang ingin aku explore dan terapkan di dalam bisnis baruku ini.
Oia, sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu, Namaku Ike. Seorang istri dan Ibu dari dua orang anak yang saat ini sedang menekuni bisnis fashion sepatu yang bernama ELDITO. Bisnis ini sudah berdiri sejak 2018 lalu.
Awalnya aku pikir membuka bisnis kedua bakalan lebih mudah, karena aku dan suami sudah mempunyai pengalaman di bisnis yang pertama. Ternyata, tidak semudah itu! Aku bangkrut di tahun pertama aku merintis bisnis sepatu ini. Kenapa?? Karena kurangnya persiapan yang matang, stratergi yang baik dan sistem yang jelas. Rugi waktu, rugi tenaga dan rugi materi di tahun pertama. Offline store sepi, onlineshop baru mulai jalan, tidak balik modal dan bahkan ditipu karyawan sendiri. Banyak cacian dan olokan dari orang-orang terdekat kala itu, terutama dari pihak keluarga. Sempat berfikir untuk “Ya sudahlah! Di tutup aja, kembali lagi fokus bantuin bisnis utama bareng suami!”. Tapi dalam hati kecilku masih ingin bertahan, masih penasaran, masih ingin belajar dan mencari jalan keluar. Alhamdulillah suami amat sangat mendukung kala itu. Dia selalu meng support dan menyemangati untuk bertahan dan tetap maju tanpa peduli cacian dari orang-orang sekitar.
Di tahun kedua, aku #beraninaikkelas membuka store baru. Sempet di tertawakan orang-orang kala itu. Store pertama merugi, kenapa malah buka store baru?? Aku masa bodoh, selama aku masih di dukung dan di izinkan oleh suamiku, kenapa tidak???
Perbedaannya di pembukaan store kedua ini, aku sudah memikirkan stratergi yang matang, pemilihan lokasi store yang strategis, dan sistem yang sudah baik. Alhamdulillah store kedua sangat ramai dan diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Omset mencapai puluhan juta dengan profit yang sangat menjanjikan. Untuk penjualan online masih PR banget saat itu. Kenapa penjualan online masih sepi?? Karena saat itu aku sudah merasa puas dengan penjualan dari offline store saja. Menurutku itu sudah lebih dari cukup. Belajar dan menekuni digital marketingnya nanti-nanti saja lah!
Hingga tiba-tiba pandemi datang di awal 2020. Penjualan offline store langsung sepi, tidak ada pembeli yang datang ke store sama sekali. Orang-orang berpindah membeli ke online payment seperti marketplace dan lain sebagainya. Omset offline store langsung terjun bebas kala itu. Bahkan untuk mengaji karyawan saat itu tidak cukup. Sempet sedih dan drop kala itu. Kapan musibah pandemi ini selesei?? Aku sempat menyalahkan diri sendiri dan keadaan. Dan akhirnya aku membanting setir untuk menekuni online digital marketing, fokus mencoba penjualan lewat media sosial dan market place. Tapi ternyata aku kalah start jauh oleh para pesaing lainnya. Di marketplace kala itu banyak kompetitor perang harga murah dan persaingannya sangat sengit. Aku mecoba cara lain agar bisa bertahan di gelombang kedua titik kebangkrutan di bisnis sepatu ini. Salah satu cara yang aku coba saat itu adalah mencoba endorsement ke beberapa artis nasional dan selebgram lokal. Ternyata tak semudah itu, banyak sekali selebgram yang menolak produkku karena tidak sesuai dengan persyaratan mereka. Kenapa mereka menolak?? Ya, karena selama dua tahun ini aku menjalani bisnis sepatu, aku memang menjual produk sepatu ilegal atau bahasa kasarnya adalah barang tiruan.
Dan akhirnya april 2020 aku memutuskan #beraninaikkelas untuk memberanikan diri membuat sepatu dengan brand-ku sendiri. Aku mencari-cari info beberapa pengrajin sepatu yang bisa dan menerima orderan sepatu custom atas merk ku sendiri. Masih belum ada persiapan yang matang kala itu, nama brandnya pun masih belum kepikiran. Intinya, aku harus bisa bikin sepatu dengan brand-ku sendiri supaya bisa endorse ke selebgram A, B dan C. Awal mulanya nama brandku DITO, aku ambil dari nama anak sulungku yang laki-laki. Terlalu simple dan kurang menjual sih, tapi masa bodoh, yang penting jalan dulu aja deh.
Ternyata setelah dijalani dan sudah bisa endorse ke beberapa selebgram, penjualan tetap masih sama saja. Aku coba putar otak lagi untuk membuat model/design sepatu yang baru supaya calon customer tertarik dan suka. Namun penjualan tetap kurang dan tidak bisa kembali seperti semula. Tapi aku terus bertahan dan terus melakukan evaluasi produk. Perbaiki kualitas produk, memperbagus foto produk agar terlihat lebih menarik, mengikuti trend yang sedang hip kala itu, memperbaiki sistem kerja karyawan, dan terakhir mencoba beriklan di berbagai media sosial dan marketplace. Perlahan tapi pasti penjualan semakin meningkat.
Ketika penjualan online mulai meningkat, ada lagi masalah baru. Akun instagram toko sepatu di hack oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan resmi tidak bisa kembali. Sedih, Menyesal dan rasanya ingin marah kala itu. Padahal penjualan saat itu sudah mulai ramai via instagram. Tapi yasudahlah, nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Aku yakin pasti ada hikmah tersembunyi yang Allah ingin beritahu kepadaku lewat musibah ini. Akhirnya aku putuskan untuk membuat akun instagram baru dan fokus untuk hanya menjual sepatu produk dari brand-ku saja. Februari 2021 aku putuskan untuk berganti nama instagram dan juga mengganti nama brand-ku menjadi ELDITO, singkatan dari Elegant Limited Edition. Lebih enak di dengar dan lebih mudah di ingat daripada nama pertama yang hanya DITO saja. Perlahan tapi pasti penjualan online semakin meningkat. Alhamdulillah saat ini omset toko sepatu sudah bisa dikatakan di titik aman. Per bulannya aku bisa menjual sepatu ELDITO mulai 250-400 pasang sepatu tiap bulannya. Senang rasanya ketika produk kita disukai dan diminati oleh banyak orang.
Kedepannya aku ingin lebih fokus membranding ELDITO supaya semakin berkembang dan berinovatif. Tidak hanya menjual produk sepatu, tapi juga ada produk fashion aparel seperti kaos, hodie, topi dan totebag. Meskipun menjual berbagai macam produk, namun ELDITO tetap berfokus dengan kualitas produk sepatunya. Kedepannya juga kita ingin lebih berfokus untuk memperbaiki kualitas sepatu yang kita buat, dengan cara membeli mesin khusus yang bisa untuk menjahit outsol supaya sepatu menjadi lebih awet lagi dan tidak mudah jebol. Menambah beberapa karyawan terutama di bagian content creator dan media sosial, dan terakhir penambahan admin khusus untuk keuangan. Membuat tim yang solid dan bisa membantu meningkatkan penjualan bisnis ELDITO. Target saya di tahun 2023 produk ELDITO bisa terjual ribuan pasang sepatu tiap bulannya, dengan omset minimal 150juta per bulan. Dengan sistem SOP yang jelas dan karyawan yang sangat berkompeten di bidangnya.
Aku berharap dengan mengikuti program inkubasi bisnis UMKM perempuan Indonesia ini bisa bermanfaat untuk kami semua terutama para perempuan. Pembuktian kepada dunia bahwa gender tidak menghalangi kalian untuk terus berkarya meskipun kalian sudah menikah dan menjadi seorang Ibu. Semua orang itu bisa dan mempunyai kesempatan untuk bisa mewujudkannya jika memang ada niat dalam hati.