Bismillah. Salam kenal saudariku, nama saya Alfin Alfiyah, biasa dipanggil mbak Alfin saja. Status saya seorang istri sekaligus ibu dari 3 orang putra-putri. Di awal pernikahan, kira-kira 8 tahun kami tinggal di Surabaya, dirumah keluarga besar suami. Tahun 2014, karena berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk pindah ke Jombang, kampung halaman saya. Dan konsekuensinya tentu harus mencari mata pencaharian baru.
Beberapa bulan pertama, kita berjualan pentol keliling. Saya yang masak, suami yang jualan pakai motor. Harga bahan baku yang sering naik turun kadang membuat kami resah. Namun kami tetap berjualan meski minim keuntungan.
Di bulan Ramadhan kami libur, asli galau karena jika jualan di siang hari, seakan menyalahi hati nurani, dan jika jualan malam hari, teramat sayang kalau harus melewatkan sholat tarawih berjamaah. Sebulan lebih kami bertahan hidup dengan sisa tabungan dan pinjam uang dari saudara.
Selepas Ramadhan, dengan banyak alasan, kami memutuskan berhenti jualan pentol. Dan suami mulai mencari lowongan pekerjaan. Alhamdulillah ada tawaran kerja sebagai Pembantu Umum di sekolah anak-anak, dan saya pun ditawari mengajar di sana. Meski bayarannya kecil, kita terima karena bisa sekalian menjaga anak-anak. Dan anak-anak pun SPP nya digratiskan. Lambat laun, kita mulai gelagapan mengatur keuangan. Bayaran suami sepekannya Rp. 100 ribu, dan saya per bulannya Rp. 150 ribu.
Di tengah kepusingan itu, ada sahabat yang memberi usul untuk menjadi marketer online, menjualkan barang orang lain. Waktu itu hape kami masih hape jadul yang hanya bisa untuk telepon dan SMS. Akhirnya kita beli hape android pakai uang tabungan. Alhamdulillah, sebelumnya kita dapat rezeki, jadi hutang ke saudara juga sudah dilunasi.
Dengan diajari oleh sahabat saya itu, alhamdulilah sedikit demi sedikit mulai ada orderan. Barang dagangannya pernak pernik alat rumah tangga. Semakin hari, rasanya kok kurang nyaman menjadi marketer, karena kita tidak tahu wujud asli barangnya seperti apa, belum lagi kalau supplier slow respons untuk tanya stok atau kondisi produk, atau ketika barang nyampai ke pembelinya dalam keadaan rusak. Benar-benar sport jantung.
Terpikir, kalau nyetok kayaknya lebih enak ya? Tapi jualan apa? Kalau sama seperti yang saya marketerin kemarin, sepertinya tidak cocok. Apa ya??? Inginnya itu jualan barang yang selain kita nyari untung, juga bisa menebar manfaat.
Singkat Cerita, terpilihlah abon sebagai pemenangnya. Kenapa? Karena, pertama, meski makanan, dia memiliki usia simpan yang panjang karena kadar air dan kadar minyaknya rendah. Kedua, dengan jualan abon non MSG berarti saya ikut berperan membantu ibu-ibu menyiapkan makanan lebih cepat untuk keluarga. Tidak perlu nyalain kompor, praktis, dan tinggal tabur. Ketiga, saya memilih untuk khusus berjualan abon yang tanpa penguat rasa (MSG) dan tanpa pengawet sintetis, jadi bisa menebar manfaat hidup sehat tanpa MSG. Aamiin.
Setelah itu kami mulai browsing di internet mencari supplier yang cocok. Alhamdulillah dapat satu produsen yang memproduksi lebih dari 1 jenis abon. Waktu itu modalnya dapat dari pinjam ke seorang sahabat yang lain . Alhamdulillah, semoga Alloh memberkahi beliau dan keluarganya. Modal awal kami sebesar Rp. 750 ribu, waktu itu dapat sekitar 30 pcs abon. Kejadiannya kalau gak akhir 2015 ya awal 2016.
Awal-awal berjualan, tentu banyak ujiannya. Banyak yang bilang mahal, harga segitu kok dapatnya cuma segini. Down banget gak sih? Down banget lah, tapi tetap berusaha memompa semangat. Beberapa kali kami obral produk karena sudah mendekati masa kadaluarsa. Alhamdulillah belum pernah membuang abon, menghindari mubadzir.
Awalnya kami hanya menjual abon dari satu produsen, yaitu Dapur Sehati. Alhamdulillah lama-lama bisa 3 supplier dengan varian abon yang berbeda. Abon Dapur Sehati produknya abon ayam, abon lele, abon tuna, abon ayam kentang kriuk, abon tuna kentang kriuk, teri nasi krispi, dan Udang Krispi. Dari produsen Abon Murti kita nyetok abon sapi varian orijinal, sedangkan dari produsen satunya, kita ambil abon jamur tiram varian ori dan pedas.
Pernah juga nyetok abon ikan gabus. Qoddarulloh, harganya yang lumayan tinggi tidak diimbangi dengan jumlah barang yang terjual. Akhirnya hanya bertahan beberapa bulan, abon ikan gabus berakhir dengan diobral dan dikonsumsi sendiri. Selain abon ikan gabus, kami juga mencoba menjual biskuit ikan gabus, qoddarulloh berakhir dengan nasib yang sama, akhirnya dimakan sendiri. Hehe..
Selain itu, kami juga pernah jualan abon nangka muda/tewel, abon jantung pisang, dan abon keluwih. Qoddarulloh juga hanya bertahan beberapa bulan. Banyak customer yang kurang puas dengan rasanya. Ada rasa sepetnya juga.
Sebagai bentuk ikhtiar, saya mencoba ikut beberapa kelas online bisnis. Meski prakteknya belum maksimal, alhamdulilah terjadi peningkatan penjualan. Semakin banyak yang tahu kalau saya jualan abon non MSG.
Selain abon, saya juga menjual kaldu jamur bubuk buatan lokal. Keuntungan sampinganya sama, menebar manfaat hidup sehat, karena kaldu jamurnya non MSG. Alhamdulillah untuk kaldu jamur kita dapat supplier dalam kota, jadi lebih hemat ongkir, bisa ambil langsung ke tokonya.
Alhamdulillah pembeli saya tidak hanya dari jawa timur saja. Ada juga yang dari Kalimantan, Sulawesi, bahkan Riyadh, Kuala lumpur, dan Sidney. Yang di Riyadh, pesanan nya dikirim ke temannya di Jakarta untuk kemudian dibawa ke Riyadh, begitu juga yang Kuala Lumpur. Kalau yang Sidney, pesan abon untuk dikirim ke saudara-saudaranya di indonesia.
Selama ini, bisnis saya jalankan hanya berdua suami. Suami yang kirim-kirim, ambil barang ke supplier, sekaligus menjadi kurir dadakan ketika ada pembeli yang ingin COD an.
Saya memasarkan produk jualan kami di 3 medsos dan 2 e commerce, yaitu instagram (@abonjombang), WhatsApp, Facebook (alfin alfiyah ummu mashluchi, dan fanpage abon ikan jombang) , Shopee (@abonjombang) dan Tokopedia (@abonjombang).
Rencana bisnis kedepannya, saya ingin mengoptimalkan penjualan dari marketplace, instagram, WhatsApp, facebook, dan google bisnis. Juga ingin membuka lapak di GoFood atau GrabFood. Kalau ada modal, ingin menambah stok barang dagangan, supaya ada stok khusus untuk marketplace, bukan mengandalkan satu stok saja untuk lebih dari 1 lapak.
Rasa hati ingin buka toko offline, tapi belum memungkinkan. Alhamdulillah saat ini sedang diberi amanah menemani ibuk tinggal dirumah beliau sejak wafatnya ayah setahun yang lalu. Sedangkan kakak rumahnya beda kecamatan dan adik domisili di luar Jawa. Sedapat mungkin saya usahakan supaya beliau tidak pernah sendirian dirumah. Jadi kalau misal punya toko offline yang otomatis harus di lokasi lain, akhirnya tidak bisa menemani dan menjaga ibuk.
Sempat terpikir untuk buka toko di rumah ibuk, tapi luas pekarangannya tidak memungkinkan untuk menambah bangunan maupun merombaknya. Semoga Alloh beri kemudahan.
Alhamdulillah beberapa bulan ini saya gabung di komunitas TDA-P (Tangan Di Atas). Awalnya saya agak minder gabung di komunitas ini, karena membernya rata-rata sudah sukses bisnisnya. Alhamdulillah sedikit demi sedikit ada dorongan semangat, dengan berkumpul bersama orang-orang sukses insyaAlloh kita juga terpacu meraih sukses. Dari komunitas inilah saya tahu tentang program Inkubasi Bisnis W20 #Sispreneur #BeraniNaikKelas. Goal utamanya tentu saja hadiah modal usaha. Tujuan lain supaya bisa ikut kelas pembinaannya supaya bisnis saya bisa naik kelas, syukur-syukur bisa jadi bisnis yang auto-pilot. Aamiin.
Kalau ditanya, apa hal yang kira-kira membuat bisnis saya layak untuk mendapatkan hadiah modal usaha? Jawabannya adalah Kemanfaatan produk jualan saya, abon jualan saya insyaAlloh sehat, non MSG, non pengawet sintetis, dan yang tidak kalah penting adalah, praktis. Jadi produk ini insyaAlloh bisa menjadi pahlawan bagi ibu yang tidak punya banyak waktu untuk memasak, tetapi tetap ingin memberikan lauk yang sehat untuk keluarga.
Jika nanti saya menang dan dapat modal usaha, insyaAlloh akan saya alokasikan untuk:
1. Upgrade hape ke yang RAM nya 12 GB atau 16 GB, estimasi dana Rp. 11 juta.
2. Menambah stok abon dan kaldu jamur estimasi dana Rp. 6 juta.
3. Menambah etalase, estimasi dana Rp. 1 juta
4. Rekrut admin, estimasi dana awal Rp. 1 juta.
5. Optimasi medsos dan iklan di marketplace, estimasi dana Rp. 2 juta.
Total sekitar Rp. 21 juta.
Saya bercita-cita membesarkan bisnis ini supaya bisa menopang perekonomian keluarga, alhamdulilah kalau bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dengan menjadi marketer, admin, tenaga packing, ataupun kurir. Semoga Alloh memberi kemudahan. Aamiin
Mohon maaf pic menyusul ya kak, tidak bisa upload, kuatir salah pencet dan hilang ketikannya