Siapa yang tidak kenal dengan sosok pahlawan perempuan Indonesia yang satu ini? Kartini. Beliau merupakan pejuang pendidikan Indonesia yang sangat menginspirasi banyak orang, bahkan sampai detik ini. Menarik sekali kalau membicarakan mengenai sosok Kartini. Mungkin tidak sedikit orang yang berpikir dan bertanya-tanya, saat ini apakah ada sosok seperti Kartini? Kan, Indonesia sudah merdeka apa yang harus diperjuangkan lagi?
Ya, memang Indonesia sudah merdeka. Namun menurut saya pribadi Indonesia belum merdeka seutuhnya. Khususnya dibidang Pendidikan, masih banyak yang belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Saya ambil contoh saja dari pengalaman pribadi saya saat dulu masih mengenakan seragam putih abu-abu.
Saya berangkat ke sekolah pada pagi hari, saat sedang diperjalanan tepatnya di lampu merah. Tidak sedikit anak seusia saya bahkan anak dibawah umur yang menghampiri saya dengan membawa beberapa koran. Lalu, menjualnya ke saya dan ke orang-orang yang ada disekitar lampu merah tersebut. Saya pun penasaran dan memutuskan untuk bertanya, mengapa tidak pergi ke sekolah. Dan jawabannya adalah “Saya sudah tidak sekolah lagi, Kak. Tidak ada uang.”. Miris. Miris sekali. Anak yang seharusnya merasakan indahnya masa sekolah, malah harus memilih untuk turun ke jalanan dan berjualan untuk memenuhi kebutuhannya.
Lalu, apa hubungannya dengan pertanyaan saya diatas? Apakah saat ini ada sosok seperti Kartini? Saya memilih untuk menjawab, Ya. Saya memang belum pernah bertemu dengan sosok yang saya anggap sebagai Kartini saat ini. Tetapi saya sudah lama terinspirasi dari apa yang sudah dilakukan oleh beliau-beliau yang menurut saya sangat hebat.
Sri Rossyati dan Sri Irianingsih atau yang akrab disapa Ibu Kembar. Dua nama tersebut yang menurut saya pribadi pantas untuk dikatakan sebagai Kartini masa kini. Dua orang yang bersaudara kembar ini sangat menginspirasi saya. Mungkin bukan hanya saya, tetapi banyak orang. Mereka tidak hanya mempunyai wajah yang kembar namun hati yang kembar juga. Bagaimana tidak? Mereka dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan. Tetapi, sangat peduli dengan lingkungan sekitar khusunya pada anak-anak jalanan dan masyarakat yang kurang mampu.
Sekolah Darurat Kartini, nama sekolah yang mereka dirikan di Jakarta Utara tepatnya di Lodan Karya. Sekolah yang didirikan atas dasar masih banyak anak yang ingin merasakan bangku sekolah namun tidak bisa. Bukan karena tidak mau, tetapi tidak bisa karena masalah keuangan. Biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan sekolah ini tentu tidaklah sedikit. Dengan menggunakan uang pribadi milik mereka, Ibu Kembar tetap konsisten meneruskan perjuangan mereka.
Mengajarkan anak-anak dengan sukarela tanpa mengaharapkan imbalan dari pihak manapun. Karena memang niat mereka ingin mencerdaskan anak bangsa khususnya anak-anak yang kurang mampu. Dibantu oleh beberapa guru dan juga para donatur yang ikut memberikan sumbangan untuk masyarakat setempat, membuat Ibu Kembar semakin bersemangat. Ditambah lagi, mengetahui bahwa tidak sedikit lulusan Sekolah Darurat Kartini sudah mendapatkan pekerjaan.
Mereka memang mengajarkan akademik, keterampilan dan akhlak yang baik karena ketiganya sangat dibutuhkan dimasa mendatang terutama apabila mempunyai akhlak yang baik pasti akan diterima di masyarakat. Jiwa sosial yang dimiliki Ibu Kembar tentu sangat menginspirasi banyak orang. Bahkan keluarga mereka pun sangat mendukung Ibu Kembar karena diusia yang sudah tidak muda lagi mereka tetap bisa bermanfaat, mengisi waktu dengan kegiatan positif. Mengajarkan dengan sepenuh hati dan mengajarkan dengan ikhlas membuat anak-anak yang kurang mampu tersebut merasa sangat senang. Masyarakat setempat pun sangat mendukung didirikannya Sekolah Darurat Kartini ini.
Ibu Kembar ini melakukan kegiatan sosialnya bukan hanya kali ini saja. Sebelumnya mereka juga pernah melakukan kegiatan serupa saat tengah mengikuti suami bertugas di Kalimantan dan di Lombok. Terbukti, memang Ibu Kembar mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan sangat peduli dengan pendidikan anak-anak yang kurang mampu.
Itu mengapa saya menganggap bahwa saat ini Indonesia masih mempunyai sosok Kartini. Bahkan mungkin masih banyak, namun tidak sedikit yang belum diketahui. Semoga semangat Ibu Kembar membuat masyarakat sadar bahwa untuk membantu sesama dapat dimulai dari hal-hal kecil. Hal-hal kecil yang dimaksud adalah mulai dari lingkungan terdekat kita. Salah satu contoh saja, mengikuti kegiatan Pengabdian Masyarakat dimana kita dapat sukarela membantu mengajarkan anak-anak kurang mampu untuk belajar membaca atau menulis. Itu hanya contoh kecil saja karena diambil dari pengalaman pribadi saya. Karena mulai dari hal-hal kecil, bisa berdampak besar untuk masa depan Indonesia khususnya dibidang Pendidikan dan dengan hal-hal kecil itu pula kita dapat meneruskan cita-cita Kartini.
Foto diambil dari Harian Nasional.