Pada 11 Agustus 2016, Tiga Dara diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang pertama kali diputar tahun 1956 ini, setelah 60 tahun berlalu, akhirnya ditayangkan ulang untuk penonton Indonesia. Berkat Sisternet, saya dapat kesempatan menonton film hasil restorasinya dan pendapat saya: filmnya menyenangkan!
Baca juga: Tiga Dara: Kembali Setelah 60 Tahun Berlalu
Tiga Dara, sebuah kisah tentang tiga perempuan muda bersaudara dengan masalah cintanya, masih relatable dengan kondisi perempuan Indonesia masa kini, Sisters!
Di balik film bergenre komedi musikal ini, ada profesi penting yang membuat penonton lintas zaman dapat menikmati Tiga Dara. Apa saja 3 profesi itu? Let’s find out below!
Salah satu hal yang memikat dari film yang diperankan oleh tiga artis cantik—Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak—adalah dialog yang diucapkan oleh para pemeran di dalamnya. Usmar Ismail, yang juga merangkap sebagai sutradara Tiga Dara, dan M. Alwi Dahlan berhasil menulis naskah yang bisa dinikmati orang Indonesia di masa dulu, juga sekarang. Padahal, lagi harus ditekankan, 60 tahun sudah berlalu. Selain percakapan dan konflik antar tokoh yang masih dinikmati sampai masa kini, humor masa lalu pun ternyata masih berlaku! Banyak adegan Tiga Dara yang bisa membuatmu tergelak!
Busana yang dikenakan para Tiga Dara super hits, Sisters! Kalau kamu pecinta busana vintage, maka perlu mengakui bahwa penata busana Tiga Dara berhasil menampilkan busana yang tren pada masa itu dengan sangat baik. Dari kebaya kampung yang selalu dikenakan Nunung, si sulung dari tiga dara; gaun-gaun feminin dan seksi yang menambah kecantikan Nana yang diperankan Mieke Wijaya; busana chic-tomboy yang membuat Indriati Iskak, pemeran Nenny si bungsu, tampak segar dan menawan. Tidak salah lagi, penata busana punya andil besar dalam membuat film ini tetap menarik untuk ditonton!
Baca juga: Menjadi Dara Masa Kini: Dilema Karier dan Pernikahan?
Keberhasilan sebuah film utamanya ditentukan oleh sutradaranya. Demikian pula Tiga Dara yang digarap Usmar Ismail. Tiga Dara yang dirilis pada Agustus 1957 sukses besar. Ia diputar di bioskop-bioskop kelas satu dan mencatat pendapatan box office Indonesia terbesar yang diraih oleh PERFINI, salah satu rumah produksi yang aktif di Indonesia saat itu. Pada tahun 50-an, dengan teknologi perfilman yang belum secanggih zaman sekarang, Usmar menghasilkan film yang sangat berkualitas di zamannya.
Tidak percaya? Kamu dapat buktikan kualitasnya, yang menurut saya lintas zaman, dengan menonton sendiri film Tiga Dara hasil restorasi 4K di bioskop mulai 11 Agustus 2016. Yuk, cintai dan lestarikan budaya menonton film Indonesia yang berkualitas!
Dapatkan informasi mengenai film Tiga Dara dan film remake-nya “Ini Kisah Tiga Dara” di sisternet.co.id/tigadara. Ada kuis berhadiah tiket nonton juga, lho!
Foto: SA Films